Imposter Syndrome

Imposter Syndrome: Pengertian, Penyebab, dan Cara Menghadapinya

Ketika Anda sudah mendapatkan pekerjaan impian atau telah mencapai kesuksesan karir, apa yang Anda rasakan? Merasa bangga atau justru merasa tidak pantas untuk mendapatkannya? Jika Anda malah merasa cemas dan tidak pantas, bisa jadi Anda mengidap imposter syndrome.

Yap, seseorang yang mempunyai sindrom ini akan selalu menganggap dirinya adalah penipu yang tidak layak untuk mendapatkan segala prestasi, pencapaian, dan kesuksesannya. Kira-kira apa yang menyebabkan seseorang dapat mengalami hal ini? Daripada penasaran, yuk langsung simak penjelasannya di bawah ini!

Apa Itu Imposter Syndrome?

Dilansir dari Hello Sehat, imposter syndrome adalah suatu kondisi psikologis dimana penderitanya merasa tidak pantas mendapatkan kesuksesan yang telah dicapainya. Seseorang yang mengidap sindrom ini akan selalu merasa cemas, seolah-olah suatu hari nanti masyarakat akan menganggap dirinya hanyalah penipu yang tidak berhak mengakui segala prestasi dan kesuksesannya. Bahkan, terkadang mereka berpikir bahwa mereka tidak secerdas, sekreatif, serta berbakat seperti yang terlihat atau diketahui orang lain. Semua pencapaiannya yang telah diraih disebabkan karena kebetulan atau keberuntungan semata.

Sedangkan menurut Asana, imposter syndrome merupakan rasa keraguan diri terhadap prestasi kerja. Biasanya, sindrom ini akan membuat seseorang merasa seperti menipu rekan kerjanya untuk berpikir bahwa dirinya hebat dalam pekerjaannya. Selain itu, imposter syndrome juga memungkinkan seseorang menjadi memiliki perasaan palsu dan merasa dirinya tidak pantas mendapatkan pekerjaannya.

Faktanya, hampir 62% pekerja di seluruh dunia mengalami imposter syndrome. Bukan hanya karyawan baru saja, namun pekerja dengan posisi yang lebih senior juga sebenarnya lebih mungkin mengalami sindrom ini.

Imposter syndrome ini juga dapat diartikan sebagai rasa tidak puas terhadap prestasi atau pencapaian yang diraih, sehingga selalu merasa kurang dan kurang. Jika Anda merasa kesuksesan yang Anda miliki saat ini belum cukup, maka sekarang waktunya untuk berhenti berpikiran seperti ini. Tumbuhkan rasa bangga kepada diri sendiri atas segala pencapaian yang telah Anda raih secara susah payah. Dengan begitu, Anda akan merasa bahwa diri Anda layak dan pantas mendapatkan kesuksesan tersebut.

Tanda-tanda Imposter Syndrome

Untuk mengetahui apakah Anda mengidap imposter syndrome atau tidak, pahami terlebih dahulu apa saja tanda-tanda dari sindrom ini!

  • Kurang percaya diri dalam bekerja
  • Sensitif terhadap kesalahan kecil
  • Mudah frustasi atau depresi ketika gagal memenuhi ekspektasi
  • Kelelahan sebab bekerja terlalu keras
  • Mudah cemas dan khawatir
  • Merasa takut gagal
  • Tidak bisa menilai kemampuan diri secara realistis
  • Cenderung perfeksionis
  • Senang menyabotase kesuksesan sendiri
  • Selalu menghubungkan kesuksesan dengan faktor eksternal

Sindrom penipu ini bisa dibilang cukup unik, sebab banyak terjadi pada orang-orang yang ambisius dengan standar kesuksesan yang tinggi. Orang yang mengalami imposter syndrome cenderung akan terus mendorong dirinya untuk terus bekerja keras. Tujuannya adalah agar bisa merasa aman dan tidak ada orang yang mengetahui bahwa dirinya adalah seorang penipu.

Penyebab Imposter Syndrome

Imposter Syndrome

Tentu saja imposter syndrome tidak akan terjadi kepada seseorang begitu saja. Ada beberapa penyebab yang membuat sindrom ini muncul, diantaranya yaitu:

1. Dinamika keluarga

Penyebab imposter syndrome yang pertama adalah karena faktor dinamika keluarga. Ketidakpuasan orang tua terhadap pencapaian anak-anaknya dapat menimbulkan sindrom ini muncul pada anak. Tuntunan dan tekanan yang diberikan oleh keluarga juga dapat menjadi pemicu seseorang menjadi sering menipu dirinya sendiri.

2. Ekspektasi dari kultur

Budaya dan kebiasaan setiap orang pasti berbeda-beda. Nah, perbedaan ini akan mempengaruhi bagaimana penilaian dan pandangan masyarakat terhadap pendidikan, karir, dan arti sukses bagi mereka. Misalnya, seseorang dikatakan sukses bila sudah menjadi PNS atau berprofesi sebagai dokter.

3. Perbandingan

Salah satu yang menyebabkan seseorang mengidap imposter syndrome adalah kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain. Sering membandingkan diri dengan orang lain akan memicu emosi negatif yang dapat membuat seseorang menjadi merasa gagal hanya karena tidak mempunyai pencapaian yang sama.

4. Sifat perfeksionis

Sebenarnya sifat perfeksionis sangat menguntungkan dalam dunia kerja. Semua pekerjaan pasti dilakukan dengan teliti, detail, dan harus mencapai hasil terbaik. Namun, jika terlalu berlebihan tentu akan membuat seseorang menjadi selalu merasa kurang puas bila ada satu hal yang kurang sempurna di matanya.

Jenis-jenis Imposter Syndrome

Menurut Dr. Valerie Young, Ed.D, seorang ahli yang menulis “The Secret Thoughts of Successful Women: Why Capable People Suffer from the Impostor Syndrome and How to Thrive in Spite of It”, mengidentifikasikan lima jenis “penipu” dalam penelitiannya, yaitu:

1. The perfectionist

Jenis pertama yaitu perfeksionis, dimana seseorang lebih fokus pada “bagaimana” sesuatu dilakukan, bukan hasil keseluruhannya. Mereka akan mencari segala cara agar dapat memperoleh hasil yang maksimal, misalnya berkolaborasi dengan pihak eksternal, melakukan analisis data, atau mengerjakan tugas dengan teliti dan sangat detail.

Baca Juga: Jangan Lengah! Ini Penyebab Stres Kerja yang Harus Kamu Ketahui

2. The expert

Ketika seseorang lebih mempedulikan tentang “apa” dan “seberapa banyak” yang mereka ketahui atau dapat lakukan, maka mereka mungkin mempunyai pola pikir ahli. Jenis imposter syndrome yang satu ini memungkinkan para penderitanya terlalu berekspektasi terlalu tinggi terhadap dirinya. Sehingga, jika sesuatu hal tidak berjalan sesuai ekspektasinya, maka mereka akan merasa gagal dan malu.

3. The natural genius

Tipe orang seperti akan mengukur kemampuannya dari kecepatan dan kemudahan. Seseorang dengan jenis imposter syndrome seperti ini biasanya ketika pertama kali mencoba sesuatu akan berhasil. Sehingga, mereka yakin untuk berikutnya mereka pasti bisa melakukannya dengan lebih baik.

4. The soloist

Jenis the soloist lebih berfokus pada “siapa” yang melakukan tugas. Jadi, seseorang dengan sindrom ini merasa yakin bahwa mereka mampu melakukan semuanya sendiri. Mereka tidak akan meminta bantuan kepada orang lain, karena bagi mereka hal tersebut adalah sebuah kelemahan.

 5. The superhuman

Terakhir yaitu jenis the superhuman, dimana jenis ini menggambarkan seseorang yang mengukur kesuksesannya dengan “berapa banyak” peran yang dapat mereka mainkan dan kuasai. Dengan mindset seperti ini, seseorang akan lebih mudah merasa bersalah dan malu ketika gagal dalam menjalankan perannya

Cara Menghadapi Imposter Syndrome

Jika Anda mengalami beberapa tanda-tanda di atas, maka Anda harus segera mengatasinya sebelum terlambat dan berdampak pada kesehatan. Berikut ini adalah beberapa cara untuk menghadapi imposter syndrome:

1. Yakinkan diri bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, orang dengan imposter syndrome ingin segala hal harus sempurna dan tidak ada kesalahan sedikitpun. Mereka akan menetapkan standar tinggi atau kesempurnanan sendiri, jadi ketika ada sesuatu yang tidak berjalan dengan baik, maka mereka akan menyalahkan diri sendiri.

Anda harus menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini, semua orang tidak perlu menjadi sempurna. Namun, bukan berarti Anda harus menurunkan standar, melainkan melakukannya secara bertahap saja. Daripada langsung mengerjar hasil yang sempurna, lebih baik fokus pada prosesnya dan nikmati. Dengan begitu, Anda akan lebih mudah menerima hasil apapun yang dikerjakan sendiri.

2. Akui perasaan Anda

Salah satu cara lainnya yang bisa Anda lakukan untuk menghadapi imposter syndrome ini adalah sadari dan akui apa yang Anda rasakan selama ini. Tuliskan segala perasaan, keluh kesah, dan kesulitan yang Anda hadapi di buku catatan. Cobalah untuk menuliskan semua keraguan dan perasaan yang tidak bisa Anda rasakan secara spesifik beserta dengan alasannya. Cara ini bisa membantu Anda untuk menyadari bahwa rasa keraguan sebenarnya tidak penting dan Anda tidak perlu mengkhawatirkan hal tersebut.

3. Lawan pikiran negatif

Imposter syndrome dapat muncul pada diri seseorang karena pikiran-pikiran negatif. Cobalah untuk melawan pikiran tersebut dengan positive self-talk, misalnya dengan mengatakan bahwa Anda hebat telah berhasil mencapai kesuksesan saat ini dan Anda sangat bangga dengan diri Anda sendiri. Cara ini bisa bermanfaat untuk menetralkan pikiran-pikiran negatif yang mengganggu Anda selama ini.

4. Bercerita dengan orang terpercaya

Dengan menceritakan segala hal yang Anda rasakan dan alami kepada orang kepercayaan seperti sahabat atau keluarga, maka Anda bisa lebih tenang dan memahami diri sendiri. Pikiran dan perasaan yang terus dipendam hanya akan semakin memperburuk keadaan Anda dan membuat Anda jatuh dalam ketakutan. Namun, dengan berbicara kepada orang-orang yang membuat Anda merasa nyaman dan aman tanpa takut dihakimi dapat membantu Anda mengetahui bagaimana pandangan orang lain yang sebenarnya tentang Anda.

5. Beri penghargaan untuk diri sendiri

Seseorang yang mempunyai imposter syndrome seringkali mengabaikan kesuksesan atau keberhasilan yang telah dicapainya. Hal ini tentu akan semakin memperburuk perasaan cemas yang sering mereka alami. Maka dari itu, cobalah untuk memberikan penghargaan (self-rewards) kepada diri sendiri setiap mencapai sesuatu. Misalnya ucapan selamat dan bangga, berbelanja, perawatan, atau sekedar menonton film favorit. Selain itu, ketika ada orang lain yang memberikan selamat atas kesuksesan kepada Anda, jangan langsung berpaling. Beri waktu bagi Anda untuk mendengar dan menerima feedback yang positif.

6. Latih mindfulness

Coba ingat kembali kapan perasaan-perasaan seperti cemas, khawatir, dan “penipu” muncul dalam diri Anda. Cari tahu juga apa yang menjadi pemicu munculnya perasaan negatif tersebut. Jika sudah, susun strategi untuk melatih mindfulness mengenai apa yang Anda lakukan untuk menghadapinya. Misalnya ikut kelas meditasi, berdiam diri, atau melakukan hal-hal menyenangkan lainnya.

Melalui latihan mindfulness, Anda lebih fokus untuk melakukan sesuatu tanpa perlu memikirkan kesalahan Anda sebelumnya. Segala emosi dan perasaan takut serta cemas akan berangsur tergantikan oleh perasaaan tenang dan nyaman.

7. Kenali kekuatan dan kelemahan diri

Dengan mengenali kekuatan dan kelemahan diri sendiri, Anda dapat menghadapi imposter syndrome ini lebih mudah. Ketika Anda mencoba memahami apa yang membuat Anda kuat dan lemah selama ini, maka Anda bisa menemukan cara untuk mengembangkan kekuatan dan mengatasi kelemahan Anda tersebut.

Ketika sedang mencari pekerjaan, penting bagi individu yang mengalami imposter syndrome untuk mengatasi perasaan-perasaan ini agar mereka dapat mendekati proses pencarian pekerjaan dengan keyakinan dan percaya diri yang lebih besar.

Hal ini juga dapat membantu mereka dalam mencapai kesuksesan di tempat kerja setelah mereka berhasil mendapatkan pekerjaan yang mereka inginkan.

Jika Anda sedang mencari lowongan pekerjaan, Anda dapat mengunduh Super App. Di sana Anda dapat memilih dan melamar pekerjaan yang Anda inginkan. Tunggu Apalagi? Unduh Super App sekarang juga!

Nah, itulah penjelasan singkat mengenai imposter syndrome yang akhir-akhir ini cukup banyak dialami oleh banyak orang. Ingin tahu informasi lainnya seputar karir? Yuk, kunjungi langsung blog sekarang juga!

#-

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Loker akan Update Setiap Hari