Kerja Keras vs Kerja Cerdas

Kerja Keras vs Kerja Cerdas Mana yang Lebih Baik untuk Pengembangan Karier?

Anda tentu sering mendengar ungkapan kalau ingin sukses maka harus bekerja keras. Nasihat tersebut diucapkan baik di dunia kerja maupun akademik. Namun, ada pula cara lain agar impian bisa cepat tercapai yaitu dengan kerja cerdas. Kedua istilah itu cukup familiar, tetapi apa bedanya dan mana yang lebih baik antara kerja keras vs kerja cerdas?

Di dunia kerja tak sedikit karyawan bekerja keras untuk memiliki karier cemerlang seperti jabatan tinggi dan kenaikan gaji. Seorang pekerja keras identik dengan individu yang fokus, berusaha ekstra, dan berdedikasi pada pekerjaan.

Namun, workhard dinilai kurang efektif karena menggunakan cara lama daripada work smart. Yuk, pahami perbedaannya agar Anda bisa mengaplikasikan salah satu cara di atas demi kesuksesan di dunia kerja.

Pengertian kerja keras

Kerja keras adalah istilah yang menggambarkan Anda sebagai individu yang selalu memprioritaskan pekerjaan, mengupayakan lebih keras, konsisten, dan fokus dalam bekerja.

Orang yang kerja keras selalu mengutamakan pekerjaan dan tidak keberatan jika harus mengambil tanggung jawab ganda dalam mencapai tujuannya. Di dunia kerja, karyawan yang pekerja keras kerap kali jadi idaman atasan, lho.

Ciri lain yang menggambarkan kerja keras adalah Anda datang lebih awal dan pulang paling akhir, berorientasi pada kuantitas daripada kualitas serta biasanya tidak memiliki perencanaan matang sebelum memulai tugas.

Hal inilah yang menjadi kelemahan dari hardworking. Menurut Indeed, kerja keras menggunakan lebih banyak upaya baik fisik maupun emosional demi meraih potensi atau hasil terbaik.

Definisi kerja cerdas

Kerja cerdas adalah model bekerja dengan memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Seseorang yang menggunakan cara kerja ini memungkinkan mendapat hasil besar dengan sedikit usaha. Melalui metode smart work, Anda dapat mengatur waktu dengan baik, membuat skala prioritas, menggunakan cara yang lebih efektif dalam menyelesaikan tugas.

Orang yang menerapkan cara kerja cerdas menggunakan sumber daya, teknologi, dan pengetahuannya untuk meraih hasil terbaik dengan waktu singkat dan energi yang sedikit daripada work hard.

Adapun keuntungan apabila Anda menerapkan kerja cerdas yakni produktivitas meningkat, memiliki work life balance, dan tidak burn out akibat terlalu fokus pada pekerjaan dalam waktu lama.

Kerja keras vs kerja cerdas

Pemilihan metode atau cara kerja tergantung industri bisnis, tujuan, dan preferensi diri sendiri. Namun, penting memahami perbedaan dari smart work dan hardwork, agar Anda dapat memilih mana yang paling efektif untuk meraih impian.

1. Proses dan tujuan

Hal paling membedakan antara kerja keras dengan kerja cerdas adalah proses dan tujuan. Hard work umumnya bertujuan untuk meningkatkan produksi atau kuantitas dari sebuah project. Pekerja diwajibkan mengikuti templat atau metode yang relevan tetapi berulang untuk mencapai tujuan.

Berbanding terbalik dengan smart work yang tujuannya untuk meningkatkan kualitas dari produk akhir. Dalam prosesnya, orang yang menerapkan model kerja seperti ini bisa saja mengubah metode atau cara kerja yang dinilai lebih efisien waktu.

2. Konsep

Perbedaan kerja keras vs kerja cerdas berikutnya adalah konsep. Konsep kerja keras telah lama ada dan berkembang di masyarakat. Biasanya cara kerja cocok digunakan oleh orang yang tertarik dengan rutinitas, keteraturan, dan aturan.

Orang yang kerja keras mempelajari satu metode, kemudian mempraktekkannya secara berulang-ulang untuk menyelesaikan pekerjaan. Sementara konsep smart work muncul dari eksperimental, menggunakan cara yang paling efektif untuk meningkatkan kualitas.

3. Pendekatan

Pendekatan smart work melibatkan brainstorming dan perencanaan sedangkan hard work bertumpu pada konsistensi upaya. Contoh kerja cerdas adalah membuat perencanaan dan detail sebelum bekerja demi meningkatkan produk atau metode.

Contoh lainnya hard work melibat pendekatan langsung di mana Anda menyelesaikan tugas sendiri sesuai tenggat waktu yang ditentukan. Berbeda dengan smart work Anda mengaplikasikan cara yang efisien agar pekerjaan tidak lewat deadline, seperti membuat to do list atau agenda.

4. Hasil

Melalui hard work Anda bisa menyelesaikan banyak pekerjaan, tetapi hasil yang didapat biasanya tidak sesuai atau memiliki kualitas rendah. Di sisi lain, smart work mengizinkan Anda menggunakan cara yang cocok agar hasil pekerjaan makin berkualitas.

Orang kerja keras juga sering merasa bersalah, jika mengambil waktu istirahat tetapi pekerjaan belum selesai. Orang yang kerja cerdas akan beristirahat apabila hal itu diperlukan demi bisa bekerja maksimal.

5. Lingkungan

Lingkungan untuk menerapkan smart work dan hard work pun tidak sama. Anda harus memastikan jenis industri perusahaan.

Misalkan, Anda bekerja sebagai forklift operator atau kontraktor projek maka kerja keras cocok untuk diterapkan karena membutuhkan respon yang cepat dan pendekatan langsung.

Sementara smart work mungkin cocok digunakan di lingkungan yang memberikan kesempatan bagi pekerja untuk membuat rencana sebelum menghadapi permasalahan.

6. Fleksibel

Hard work menggunakan pendekatan langsung untuk menyelesaikan tugas dan menggunakan cara yang sudah biasa digunakan sehingga meminimalkan waktu. Smart work memberikan keleluasan bagi tim mencari cara alternatif yang cocok untuk membantu Anda mengerjakan pekerjaan.

7. Time commitment

Kerja keras sering digunakan ketika Anda harus memenuhi tugas sebelum lewat deadline. Anda bisa fokus dan menghabiskan waktu berjam-jam untuk menyelesaikan pekerjaan. Smart work menggunakan waktu untuk membuat skala prioritas lebih dulu agar pekerjaan bisa selesai dengan cepat.

Jam kerja orang yang menerapkan work hard tidak teratur, jadi pekerjaan yang menumpuk bisa selesai karena mereka menghabiskan waktu hingga larut malam hanya untuk bekerja.

Pada orang yang menerapkan smart work, membuat prioritas menjadi yang utama agar pekerjaan tertata dan bisa diselesaikan sesuai tenggat waktu. Orang dari kelompok ini juga tidak kelelahan dan tetap dapat beristirahat walaupun ada deadline.

8. Fokus

Karyawan yang menerapkan work hard fokus mengerjakan banyak tugas, sehingga sering bekerja larut malam alias lembur. Dengan motivasi tinggi, orang yang kerja keras dapat mencapai target.

9. Prioritas kerja

Work hard jarang melibatkan perencanaan sehingga pekerjaan yang diselesaikan tidak tertata.  Pada beberapa kalangan, orang yang kerja keras seringkali mengalami burnout karena banyak pekerjaan yang harus diselesaikan sekaligus. Orang kerja keras gigih dalam bekerja, mereka juga biasa dikenal sebagai workaholic.

Dengan work smart, Anda jadi lebih tenang karena tugas sudah disusun berdasarkan prioritas. Anda hanya perlu menyelesaikan tugas sesuai jadwal secara bergantian. Pekerjaan yang tidak mendesak dikerjakan belakangan.

10. Individualis dan team

Orang kerja keras fokus pada tujuan dan dirinya sendiri. Bahkan, karyawan dengan tipe work hard tidak dapat bergantung atau meminta bantuan orang lain dalam menyelesaikan tugasnya. Di samping itu, smart work

Contoh kerja keras dan kerja cerdas

Kerja Keras vs Kerja Cerdas

Contoh kerja keras mungkin selalu Anda jumpai di kantor tanpa sadar. Salah satunya ketika rekan kerja datang awal tetapi pulang lembur.

Selain mengerjakan tugas utama, orang tipe ini cenderung bersemangat, apabila mendapatkan pekerjaan tambahan yang akan mendekatkannya dengan tujuan kariernya.

Contoh kerja cerdas seperti membuat jadwal harian dan to do list berdasarkan urgensi. Jadi, pekerjaan yang dekat dengan deadline bisa dikerjakan lebih awal, sehingga selesai tepat waktu dan Anda tetap punya waktu luang untuk menjalani kehidupan di luar kantor.

Mana yang lebih baik kerja keras atau bekerja cerdas

Work hard dan smart work ini sama-sama berguna di tempat kerja, bahkan pada tahap interview kandidat bisa diberi pertanyaan “Apakah Anda tipe yang kerja keras atau kerja cerdas?”

Dengan mengetahui cara bekerja, perekrut dapat melihat kecocokan kandidat dengan budaya perusahaan.

Kelebihan dari kerja keras jika pekerja memiliki motivasi tinggi maka ketika bekerja ia akan bersemangat, fokus, gigih, dan berdedikasi pada pekerjaan.

Sedangkan kekurangannya orang yang kerja keras kerap kali alami kelelahan, tidak punya work life balance, dan mudah hilang konsentrasi karena pekerjaan tidak disusun berdasarkan prioritas.

Oleh karena itu, cara kerja smart work dinilai memberikan keuntungan bagi individu karena pekerjaan jadi terorganisir, memiliki waktu bersantai, dan kualitas pekerjaan sesuai dengan harapan.

Anda dapat menyesuaikan tipe bekerja dengan mempertimbangkan industri perusahaan. Apabila tertarik mengubah gaya bekerja, ikuti tips di bawah ini sebagai langkah pertama.

Tips kerja cerdas untuk kesuksesan karier

Smart work memang fleksibel dan nampak kurang gigih seperti kerja keras. Namun, pekerja dengan tipe ini seringkali disukai atasan karena dapat memberikan masukan dan ide baru terkait pekerjaan maupun metode yang efektif berdasarkan pengalaman dan pengetahuannya. Cara berikut ini bisa Anda coba agar berhasil dalam berkarier.

1. Jadi inovatif

Salah satu pembeda kerja keras dan kerja cerdas adalah inovatif. Smart work menuntut Anda untuk terus melakukan peningkatan meski sudah berhasil.

Inovasi memberikan kesempatan bagi tim dan perusahaan menerapkan ide baru dan mengembangkan produk, prosedur, maupun metode kerja.

Cara agar Anda bisa inovatif adalah mengadakan sesi brainstorming dan pencatatan ide. Ide yang terkumpul kemudian dapat dibicarakan dalam meeting untuk eksekusi.

2. Belajar mengelola waktu

Tujuan kerja cerdas adalah mendapat hasil terbaik dengan memanfaat waktu dan usaha yang sedikit. Oleh sebab itu, Anda perlu belajar mengelola waktu. Misalkan, mengerjakan pekerjaan satu-per satu, menggunakan teknologi atau sumber daya yang bisa menunjang kegiatan agar makin efektif. Misalkan, software untuk balas email otomatis sehingga Anda bisa fokus mengerjakan tugas utama.

3. Membangun tujuan dan rutinitas

Kerja cerdas juga perlu tujuan, sama seperti kerja keras. Anda dapat menuliskan tujuan dan mulai membangun rutinitas agar terbiasa dengan work smart. Membuat jadwal rutinitas yang harus dikerjakan membuat Anda tetap fokus dan bisa menggunakan waktu dengan baik.

4. Buat skala prioritas

Di lingkungan kerja, sesuatu yang tidak diduga bisa terjadi seperti ada revisi padahal tugas hari ini belum selesai dikerjakan. Alhasil, pekerjaan jadi menumpuk. Nah, demi menghindari kelelahan dan stress, penting membuat skala prioritas.

Tentukan pekerjaan dari yang paling mendesak hingga yang tidak begitu penting. Di samping Anda bisa bekerja optimal, pekerjaan jadi terorganisir.

5. Kerjakan lebih dulu

Terakhir adalah mulai lebih dulu baru memperbaiki pekerjaan. Apabila Anda khawatir membuat kesalahan, cobalah dorong diri sendiri untuk terus menyelesaikan tugas. Jika sudah selesai, baru perbaiki bagian yang kurang sesuai.

Itulah pembahasan mengenai kerja keras vs kerja cerdas yang wajib Anda tahu. Mempelajari bagaimana Anda bekerja akan memudahkan dalam mencapai karier dan impian.
Di samping mempelajari work hard dan work smart, Anda juga bisa mulai cari pekerjaan lewat app.myrobin.id. Di sana tersedia banyak lowongan kerja untuk berbagai posisi dari perusahaan ternama di Indonesia.

#-

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Loker akan Update Setiap Hari