Membangun bisnis dari awal adalah perjalanan yang penuh dengan berbagai tantangan. Dalam semangat dan kegigihan untuk mewujudkan visi bisnis, seringkali pemilik bisnis mengabaikan aspek hukum yang sangat penting. Salah satu tahapan yang kerap terlupakan adalah penyusunan “Founder Agreement” atau perjanjian antara para pendiri bisnis.
Keberadaan perjanjian antara pendiri bisnis adalah suatu hal yang tidak bisa diabaikan. Tanpa adanya perjanjian yang kokoh antara para pendiri, bahkan bisnis yang penuh potensi dapat menghadapi kendala yang berpotensi merusaknya sebelum bisa mencapai perkembangan yang diharapkan.
Apa Itu Founder Agreement?
Founder agreement merupakan sebuah kontrak tertulis yang mendefinisikan hubungan bisnis di antara para pendiri suatu perusahaan. Dokumen ini menguraikan hak, tanggung jawab, serta kewajiban masing-masing pendiri dan menyediakan kerangka kerja untuk pengambilan keputusan, kepemilikan, dan pembagian saham. Perjanjian ini umumnya dibuat oleh dua atau lebih pendiri dan memiliki peran penting dalam mengatur hubungan bisnis mereka.
Fungsi dari founder agreement adalah untuk mencegah adanya ketidakpahaman dan perselisihan antara para pendiri, terutama dalam tahap awal perkembangan perusahaan. Isi perjanjian dapat mencakup berbagai aspek, seperti peran dan tanggung jawab masing-masing pendiri, pembagian saham, prosedur pengambilan keputusan, dan penanganan hak kekayaan intelektual.
Di Indonesia, founder agreement memiliki signifikansi khusus terutama bagi startup, karena dapat membantu melindungi kepentingan para pendiri dan menjamin kelancaran operasi bisnis. Dokumen ini juga berperan dalam menjaring investor dan memberikan panduan yang jelas mengenai pertumbuhan masa depan perusahaan.
Apa Itu Founder dan Co Founder?
Nah, sebelum membahas lebih dalam mengenai founder agreement, Anda perlu tahu dulu apa itu founder dan apa saja tugas dari posisi ini. Selain itu, terdapat pula istilah co-founder yang perlu untuk diketahui.
Founder: Kepala Proyek Ide Bisnis
Seorang founder adalah individu yang berperan sebagai penggagas utama dalam proses konseptualisasi dan pengembangan ide bisnis. Mereka merupakan orang pertama yang menemukan ide awal dan merumuskannya menjadi rencana yang konkret untuk mendirikan perusahaan.
Founder bertanggung jawab merancang strategi, mengambil tindakan awal, serta mengawasi pelaksanaan ide bisnis tersebut dengan berbagai langkah yang mereka rencanakan.
Lalu, founder tugasnya apa? Founder juga memiliki peran yang sangat penting dalam mengelola sebuah perusahaan. Peran mereka mencakup:
Penciptaan Ide-ide Inovatif
Founder bertanggung jawab untuk menciptakan ide-ide yang inovatif dan relevan yang dapat diimplementasikan dalam operasi perusahaan. Ini termasuk ide-ide yang memiliki potensi untuk menguntungkan perusahaan dan membedakannya dari pesaing.
Seleksi Produk dan Layanan
Founder harus memutuskan jenis produk dan layanan apa yang akan ditawarkan oleh perusahaan. Keputusan ini akan membentuk inti dari bisnis mereka dan dapat memiliki dampak signifikan pada strategi pemasaran dan pertumbuhan perusahaan.
Pengembangan Model Bisnis
Membangun model bisnis yang efektif adalah tanggung jawab utama founder. Mereka perlu merancang cara perusahaan akan menghasilkan pendapatan, mengelola biaya, dan mencapai profitabilitas dalam jangka panjang.
Perekrutan Tenaga Kerja dan Sumber Daya
Founder harus mencari dan merekrut tenaga kerja yang sesuai untuk membantu menjalankan operasi perusahaan, termasuk menemukan orang-orang dengan keterampilan dan pengalaman yang tepat untuk berkontribusi dalam berbagai bidang, dari pengembangan produk hingga pemasaran.
Outsourcing dapat menjadi solusi yang efektif dalam pencarian bakat. Dalam situasi di mana pendiri perusahaan mungkin tidak memiliki sumber daya atau jaringan yang cukup untuk merekrut staf internal dalam waktu singkat, outsourcing dapat memberikan akses ke spesialis dengan keahlian tertentu tanpa memerlukan perekrutan penuh waktu.
menyediakan layanan outsourcing dan BPO on-demand 24 jam sesuai dengan kebutuhan Anda. Dengan didukung oleh teknologi digital, kami dapat membantu Anda mengelola pekerja dengan lebih mudah. Pelajari produk dan layanan kami selengkapnya disini!
Pendiri memiliki peran multifaset dalam mengarahkan perusahaan ke arah yang benar dan menciptakan dasar yang kuat untuk pertumbuhan bisnis. Dengan menghasilkan ide-ide inovatif, memilih produk dan layanan yang tepat, mengembangkan model bisnis yang efisien, dan merekrut tenaga kerja yang kompeten, mereka dapat meningkatkan peluang kesuksesan perusahaan.
Co-Founder: Mitra Kunci dalam Mewujudkan Visi Bisnis
Co-founder adalah rekan atau tim yang memiliki peran penting dalam mengubah visi pendiri menjadi kenyataan. Mereka tidak hanya memberikan dukungan ide dan saran kepada pendiri, tetapi juga secara aktif terlibat dalam proses pendirian perusahaan.
Peran co-founder seringkali mencakup kontribusi berupa pengetahuan, keahlian, atau sumber daya yang memperkuat dasar bisnis. Dalam banyak situasi, co-founder juga memiliki tanggung jawab yang spesifik sesuai dengan bidangnya masing-masing, seperti pengembangan produk, strategi pemasaran, atau pengelolaan operasional.
Co-founder memainkan peran penting dalam pengembangan bisnis dengan beberapa tugas kunci. Mereka mengidentifikasi peluang pasar dan merancang strategi pemasaran untuk menjangkau pelanggan.
Co-founder juga bertanggung jawab untuk merekrut tenaga kerja berkualitas, memantau kinerja perusahaan melalui KPI, serta merencanakan tujuan bisnis jangka pendek dan panjang. Selain itu, mereka berusaha memaksimalkan penggunaan sumber daya berkualitas untuk mendukung pertumbuhan bisnis.
Dengan menjalankan peran-peran ini, co-founder membantu membangun dasar yang kuat bagi keberhasilan bisnis dalam jangka panjang. Pentingnya hubungan yang sejalan antara pendiri dan co-founder tidak dapat diabaikan, karena hal ini merupakan kunci keberhasilan bisnis yang berkelanjutan.
CEO dan Founder Apa Bedanya?
Tidak hanya founder dan co-founder, Anda juga tentu familiar dengan istilah CEO. Baik di dunia startup atau perusahaan lainnya, CEO menduduki jabatan eksekutif dalam sebuah perusahaan. Lalu, apa perbedaan CEO dan Founder?
Seorang CEO (Chief Executive Officer) merupakan jabatan tertinggi dalam struktur perusahaan. Proses pemilihan CEO biasanya melibatkan persetujuan dari dewan direksi dan pemegang saham perusahaan. CEO memiliki peran yang sangat krusial dalam pengambilan keputusan organisasi serta bertindak sebagai perantara antara dewan direksi dan pemegang saham.
Berikut adalah beberapa peran dan tugas seorang CEO dalam perusahaan:
- Memiliki tanggung jawab untuk merumuskan tujuan bisnis perusahaan baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.
- Membangun tim kerja yang kuat dan efektif guna mencapai tujuan perusahaan dengan sukses.
- Bertanggung jawab untuk mengalokasikan anggaran dan merencanakan keuangan perusahaan, memastikan pengeluaran sesuai rencana.
- Menciptakan, mengkomunikasikan, dan mengimplementasikan visi, misi, dan tujuan organisasi atau perusahaan kepada seluruh karyawan.
- Merancang perencanaan strategis perusahaan, termasuk kebijakan karyawan, transformasi bisnis, dan peluncuran produk baru.
- Memantau performa perusahaan dan menganalisis metrik keuangan dan non-keuangan untuk melacak kinerja bisnis.
- Menerapkan rencana bisnis perusahaan dengan cermat dan memastikan pencapaian tujuan perusahaan.
- Memimpin manajemen anggaran perusahaan, memastikan pengeluaran berjalan sesuai rencana dan terkelola dengan efisien.
- Memiliki tugas untuk membangun hubungan positif dengan masyarakat dan menjaga citra baik perusahaan.
- Bertanggung jawab dalam negosiasi kesepakatan dengan klien, memastikan perusahaan memperoleh keuntungan yang optimal.
- Memotivasi karyawan agar mereka bekerja dengan semangat untuk mencapai tujuan perusahaan dengan efektif dan efisien.
- Memiliki tanggung jawab untuk menjalin hubungan yang baik dengan para investor dan memastikan perusahaan mendapatkan pendanaan yang cukup untuk pertumbuhan yang berkelanjutan.
Dengan menjalankan tugas-tugas ini, seorang CEO memegang peranan sentral dalam membentuk arah dan kesuksesan perusahaan.
Secara singkat, perbedaan antara founder dan CEO adalah bahwa founder merupakan individu yang mencetuskan ide dan mendirikan suatu bisnis atau perusahaan. Mereka bertanggung jawab atas konsepsi awal bisnis.
Sebaliknya, CEO adalah jabatan tertinggi dalam struktur perusahaan yang bertugas memastikan operasional perusahaan berjalan lancar. CEO berperan sebagai pemimpin utama perusahaan dan menjalin hubungan yang baik dengan pemilik, founder, dan seluruh anggota tim perusahaan.
Pentingnya Founder Agreement dalam Bisnis
Setelah memahami pengertian Founder, Co-Founder, dan CEO, Anda akan lebih mudah memahami mengenai founder agreement ini. Founder agreement dibuat oleh para pendiri perusahaan untuk mengatur visi, misi, dan tujuan bisnis secara jelas dan terperinci. Ada beberapa alasan mengapa perjanjian pendiri sangat esensial ketika memulai bisnis:
Mencegah Konflik Antar Pendiri
Perjanjian pendiri berperan penting dalam mencegah konflik antara para pendiri perusahaan. Ini dilakukan dengan menguraikan hak dan kewajiban masing-masing pendiri secara tegas, menghindari ketidaksepakatan di masa depan.
Menetapkan Peran dan Tanggung Jawab
Dokumen ini membantu menetapkan peran dan tanggung jawab masing-masing pendiri perusahaan. Hal ini mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahpahaman dan meningkatkan efisiensi dalam menjalankan bisnis.
Mengatur Pembagian Kepemilikan Saham
Perjanjian pendiri juga berguna untuk mengatur pembagian kepemilikan saham antara para pendiri. Dengan begitu, risiko konflik di masa depan dapat diminimalkan.
Menetapkan Mekanisme Pengambilan Keputusan
Dokumen ini juga membantu menetapkan mekanisme pengambilan keputusan dalam perusahaan. Ini memudahkan para pendiri perusahaan untuk mengambil keputusan yang penting.
Melindungi Kepentingan Pendiri
Perjanjian pendiri berfungsi untuk melindungi kepentingan para pendiri perusahaan. Ini dilakukan dengan menguraikan hak dan kewajiban masing-masing pendiri secara tegas dan rinci.
Menarik Investor
Perjanjian pendiri dapat membantu menarik investor. Dokumen ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki struktur yang terorganisir dengan baik, sehingga dapat memberikan keyakinan kepada calon investor.
Dalam memulai bisnis, perjanjian pendiri adalah langkah yang sangat penting. Ini membantu mengurangi risiko konflik antar pendiri perusahaan, menjaga efisiensi operasional, dan membuat perusahaan lebih menarik bagi investor potensial. Dengan demikian, dokumen ini bukan hanya alat hukum, tetapi juga fondasi yang kuat untuk kesuksesan bisnis yang berkelanjutan.
Syarat-syarat Founder Agreement
Melihat pentingnya founder agreement dalam sebuah bisnis, tentunya Anda perlu untuk mengetahui lebih banyak mengenai hal ini. Dalam pembuatannya, terdapat beberapa poin yang perlu ada dalam perjanjian, di antaranya adalah:
Pembagian Kepemilikan Saham
Sebuah perjanjian pendiri harus dengan jelas mencantumkan bagaimana kepemilikan saham akan dibagi antara para pendiri. Ini mencakup jumlah saham yang dimiliki oleh masing-masing pendiri dan ketentuan terkait transfer saham.
Peran dan Tanggung Jawab
Perjanjian pendiri juga harus menguraikan peran dan tanggung jawab masing-masing pendiri dalam perusahaan. Hal ini membantu dalam menghindari konflik yang mungkin timbul di masa depan. Setiap founder dapat memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda sesuai kesepakatan untuk membangun bisnis.
Vesting
Vesting adalah suatu sistem yang umum digunakan dalam founder agreement yang bertujuan untuk memberikan hak kepemilikan saham kepada pendiri perusahaan secara bertahap sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam konteks vesting, pendiri perusahaan tidak diberikan kepemilikan saham secara langsung, melainkan harus memenuhi persyaratan tertentu terlebih dahulu, seperti berkontribusi aktif dalam perusahaan selama periode waktu tertentu atau mencapai tujuan tertentu. Setelah semua persyaratan tersebut terpenuhi, baru kemudian mereka berhak memiliki sepenuhnya saham tersebut.
Tujuan utama dari konsep vesting adalah untuk memastikan bahwa para pendiri perusahaan terlibat secara aktif dalam pertumbuhan dan pengembangan bisnis, serta untuk memastikan bahwa mereka memiliki kepentingan jangka panjang dalam kesuksesan perusahaan.
Selain itu, vesting juga berfungsi untuk mencegah pendiri perusahaan yang mungkin tidak aktif atau keluar dari perusahaan terlalu cepat untuk memperoleh hak kepemilikan saham sepenuhnya.
Dalam konteks vesting, ada beberapa istilah yang perlu dipahami, yaitu:
- Jadwal Vesting (Vesting Schedule): Ini adalah jadwal waktu yang menentukan kapan kepemilikan saham akan secara bertahap dialokasikan kepada para pendiri perusahaan.
- Cliff: Cliff adalah periode waktu awal di mana pendiri perusahaan tidak akan memperoleh hak kepemilikan saham sama sekali. Ini adalah suatu bentuk perlindungan yang memastikan bahwa para pendiri benar-benar terlibat dalam perusahaan sebelum mendapatkan hak kepemilikan saham.
- Good Leavers: Good leavers adalah pendiri perusahaan yang keluar dari perusahaan karena alasan yang dapat diterima, seperti pensiun atau alasan medis yang tidak dapat dihindari.
- Bad Leavers: Sebaliknya, bad leavers adalah pendiri perusahaan yang meninggalkan perusahaan karena alasan yang tidak dapat diterima, seperti pemecatan atau pelanggaran etika.
Dalam sebuah perjanjian pendiri, konsep vesting harus diuraikan secara rinci untuk memastikan bahwa semua pendiri memahami dengan baik hak dan kewajiban mereka dalam perusahaan. Hal ini bertujuan untuk menghindari kebingungan di masa depan dan untuk menjaga integritas serta tujuan jangka panjang dari perusahaan yang didirikan.
Kepemilikan Intelektual
Perjanjian pendiri harus menjelaskan kepemilikan intelektual, seperti hak cipta, paten, dan merek dagang. Ini membantu melindungi hak-hak intelektual yang terkait dengan produk atau layanan perusahaan.
Kebijakan Pembayaran Dividen
Kebijakan pembayaran dividen juga harus dicantumkan dalam perjanjian. Ini merinci bagaimana dividen akan dibayar kepada para pendiri.
Pembagian Laba dan Kerugian
Dokumen ini harus mengatur pembagian laba dan kerugian antara pendiri. Ini termasuk bagaimana keuntungan akan didistribusikan dan bagaimana kerugian akan ditangani.
Penyelesaian Sengketa
Dokumen ini harus mencakup mekanisme penyelesaian sengketa yang efektif antara para pendiri. Ini dapat menghindari potensi perselisihan yang merugikan perusahaan.
Hak Pre-emptive
Hak pre-emptive, yang memungkinkan para pendiri untuk membeli saham tambahan sebelum ditawarkan kepada pihak lain, harus termasuk dalam perjanjian.
Kebijakan Pengambilan Keputusan
Perjanjian pendiri perlu mencantumkan kebijakan pengambilan keputusan dalam perusahaan, termasuk mekanisme voting dan quorum. Perjanjian voting adalah dokumen penting yang mengatur bagaimana pengambilan keputusan dalam sebuah perusahaan akan dilakukan. Dalam perjanjian ini, setiap pendiri perusahaan memiliki hak suara yang setara, dan keputusan diambil berdasarkan mayoritas suara.
Perjanjian voting memberikan landasan yang kuat untuk proses pengambilan keputusan di perusahaan. Ini memastikan keterlibatan setara dari setiap pendiri dalam menentukan arah perusahaan, menghindari dominasi individu atau kelompok tertentu.
Sedangkan, quorum yang juga diatur dalam perjanjian ini, adalah jumlah minimum pendiri perusahaan yang harus hadir dalam pertemuan agar keputusan sah. Quorum ini penting karena mencegah sekelompok kecil individu mengambil keputusan tanpa mempertimbangkan pandangan mayoritas.
Perjanjian Voting dan quorum menciptakan lingkungan yang transparan dan berdemokratis dalam pengambilan keputusan perusahaan. Dengan memahami dan mematuhi ketentuan ini, para pendiri dapat memastikan pertumbuhan perusahaan yang seimbang dan sesuai dengan visi bersama. Penyusunan perjanjian yang jelas dan mematuhi quorum adalah langkah awal yang penting menuju kesuksesan perusahaan.
Kebijakan Pengalihan Saham
Dokumen ini juga harus mengatur kebijakan pengalihan saham antara para pendiri perusahaan, menghindari potensi penjualan saham yang tidak diinginkan.
Kebijakan Pengunduran Diri
Proses pengunduran diri pendiri harus dijelaskan dalam perjanjian, termasuk konsekuensinya terhadap kepemilikan saham dan keterlibatan dalam perusahaan.
Cara Membuat Founder Agreement
Membuat sebuah founder agreement adalah langkah penting dalam memulai bisnis yang sukses. Dokumen ini mengatur sejumlah aspek yang krusial dalam mengelola perusahaan. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diikuti untuk membuat founder agreement yang efektif:
- Tentukan Tujuan Bisnis: Mulailah dengan menentukan tujuan bisnis yang ingin dicapai oleh perusahaan. Pastikan semua pendiri memiliki pemahaman yang sama mengenai visi dan misi perusahaan.
- Tetapkan Peran dan Tanggung Jawab: Jelaskan dengan jelas peran dan tanggung jawab masing-masing pendiri perusahaan. Hal ini membantu menghindari kebingungan dan konflik di masa depan.
- Atur Pembagian Kepemilikan Saham: Tetapkan dengan detail pembagian kepemilikan saham antara pendiri perusahaan. Pastikan semua pendiri memahami hak dan kewajiban mereka terkait kepemilikan saham.
- Rencanakan Vesting Schedule: Tentukan jadwal vesting, yaitu kapan kepemilikan saham akan dialokasikan kepada pendiri. Ini bisa menjadi insentif bagi mereka untuk berkontribusi dalam jangka panjang.
- Susun Mekanisme Pengambilan Keputusan: Buat mekanisme yang jelas untuk mengambil keputusan dalam perusahaan. Ini meliputi perhitungan suara, quorum, dan cara mengatasi situasi buntu.
- Tentukan Mekanisme Penyelesaian Sengketa: Sertakan mekanisme yang efektif untuk menyelesaikan sengketa antara pendiri perusahaan. Ini dapat membantu menghindari konflik yang merugikan.
- Atur Kondisi Keluar: Tentukan kondisi keluar dari perusahaan, seperti pengunduran diri, pemecatan, atau kematian salah satu pendiri. Ini perlu diatur dengan jelas.
- Buat Kebijakan Pembayaran Dividen: Sertakan kebijakan pembayaran dividen kepada pendiri perusahaan. Hal ini membantu dalam distribusi keuntungan perusahaan.
- Rencanakan Kebijakan Pengalihan Saham: Tetapkan kebijakan yang mengatur pengalihan saham antara pendiri. Ini dapat menghindari masalah jika ada pendiri yang ingin menjual sahamnya.
- Tentukan Kebijakan Penggunaan Dana: Cantumkan kebijakan yang mengatur penggunaan dana perusahaan. Hal ini penting agar dana digunakan dengan bijak.
- Buat Dokumen Tertulis: Setelah semua aspek tersebut ditentukan, buatlah dokumen tertulis yang memuat semua kesepakatan antara para pendiri perusahaan. Dokumen ini harus lengkap dan jelas.
- Review dan Revisi: Lakukan review dan revisi dokumen secara berkala. Pastikan bahwa dokumen selalu relevan dengan perkembangan perusahaan.
Dalam pembuatan founder agreement, kejelasan dan pemahaman antara para pendiri perusahaan adalah kunci. Jika diperlukan, pertimbangkan untuk mendapatkan bantuan dari ahli hukum agar dokumen ini dapat mencerminkan dengan baik kesepakatan dan tujuan bersama dalam menjalankan bisnis. Founder agreement yang kuat adalah landasan penting untuk kesuksesan dan keberlanjutan bisnis Anda.
Founder Agreement VS Shareholders Agreement
Nah, di dalam startup Anda juga akan mengenal istilah shareholder agreement. Hal ini tentu berbeda dengan founder agreement untuk Startup. Apa saja perbedaannya?
Founder Agreement (Perjanjian Pendiri):
Founder agreement adalah perjanjian tertulis yang dibuat oleh para pendiri perusahaan. Dokumen ini merinci dengan jelas visi, misi, dan tujuan bisnis.
Dalam founder agreement, masalah yang dibahas meliputi peran dan tanggung jawab tiap pendiri, pembagian kepemilikan saham, jadwal vesting (waktu pengalokasian saham), cara pengambilan keputusan, penyelesaian sengketa, kondisi keluar, kebijakan pembagian dividen, pengalihan saham, dan penggunaan dana perusahaan.
Founder agreement bertujuan untuk mencegah konflik di antara para pendiri dan menjaga kepentingan mereka dalam perusahaan.
Shareholders Agreement (Perjanjian Pemegang Saham):
Shareholders agreement adalah perjanjian antara pemegang saham dalam perusahaan, termasuk investor eksternal jika ada. Dalam shareholders agreement, perhatian utama adalah hak dan kewajiban pemegang saham, pembagian dividen, pengalihan saham, mekanisme pengambilan keputusan, dan cara penyelesaian sengketa.
Shareholders agreement bertujuan untuk melindungi kepentingan pemegang saham dan memastikan efisiensi operasional perusahaan.
Perbedaan mendasar antara founder agreement dan shareholders agreement terletak pada siapa yang menjadi fokusnya. Founder agreement ditujukan untuk para pendiri perusahaan, sementara shareholders agreement ditujukan untuk pemegang saham, termasuk investor.
Founder agreement lebih berfokus pada peran dan tanggung jawab para pendiri, sedangkan shareholders agreement lebih berfokus pada hak dan kewajiban pemegang saham serta tata kelola perusahaan.
Selain itu, founder agreement biasanya disusun di awal pembentukan perusahaan startup, sedangkan shareholders agreement lebih umum dibuat saat perusahaan mendatangkan investor eksternal.
Dengan memahami perbedaan antara keduanya, para pemegang saham dan pendiri perusahaan dapat memastikan bahwa mereka memiliki perjanjian yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Founder agreement dan shareholders agreement adalah instrumen penting yang membantu menciptakan landasan kuat untuk kesuksesan bisnis dan menjaga keseimbangan dalam hubungan antar pihak.
Demikianlah hal yang perlu Anda ketahui mengenai founder agreement. Seorang founder tentunya perlu untuk mengetahui mengenai hal ini dan bagaimana cara membuat founder agreement. Dokumen ini akan sangat berguna untuk keberlangsungan bisnis Anda.
Membuat dan menjalankan sebuah bisnis tentunya tidak mudah. Banyak yang harus Anda ketahui dan pelajari sebelum memulai sebuah usaha. Artikel di blog dapat membantu Anda untuk mengetahui lebih banyak mengenai dunia bisnis, startup, peluang karir, dan lainnya. Yuk, baca artikel bermanfaat untuk bisnis Anda!
Hai semua, saya Emilia S.M, seorang praktisi sumber daya manusia yang passionate dan berpengalaman. Saya percaya bahwa sumber daya manusia adalah aset terpenting dalam setiap organisasi, dan itulah mengapa saya berkomitmen untuk membantu membangun lingkungan kerja yang inklusif dan berdaya guna.
Leave a Comment