Employee Empowerment kini harus jadi perhatian manajemen. Pasalnya, pemberdayaan mampu meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja yang berdampak pada produktivitas tenaga kerja.
Istilah employee empowerment/pemberdayaan karyawan adalah situasi di mana perusahaan membagi kontrol atau kewenangan dengan pegawainya, sehingga mereka dapat mengambil keputusan atas tindakan untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Sederhanya, employee empowerment artinya perusahaan mendengar dan mempertimbangkan suara karyawan serta menghilangkan manajemen mikro.
Simak tuntas pembahasan tentang definisi, jenis, cara, dan keuntungan melakukan pemberdayaan karyawan bagi perusahaan di sini.
Pengertian Employee Empowerment
Setiap karyawan memiliki tujuan kariernya masing-masing. Perusahaan bisa membantu pegawai mencapai tujuan tersebut melalui program pemberdayaan.
Di samping membangun hubungan baik, karyawan jadi lebih terkoneksi dengan pekerjaan sehingga berdampak pada meningkatnya performa kerja dan perusahaan pula.
Pemberdayaan karyawan adalah pemberian otoritas, otonomi, kendali, dan tanggung jawab pada karyawan untuk mengambil langkah, keputusan, dan menangani masalah atas pekerjaannya.
Menerapkan employee empowerment artinya perusahaan mempercayakan karyawan melakukan tindakan yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu tugas tanpa campur tangan atasan secara berlebihan.
Karyawan jadi lebih percaya diri, bertanggung jawab dan berkontribusi lebih apabila perusahaan memberdayakan mereka.
Dalam upaya menciptakan employee empowerment yang paling menentukan dalam pemberdayaan karyawan adalah manajemen.
Sebelum mempelajari jenis-jenisnya, pahami pengertian employee empowerment menurut beberapa ahli di bawah ini.
Definisi Employee Empowerment menurut para ahli
Secara harfiah pemberdayaan adalah upaya memberikan dorongan, kepercayaan, dan tanggung jawab pada individu untuk mencapai tujuan.
Sedarmayanti (2014) berpendapat, pemberdayaan karyawan adalah proses kegiatan usaha untuk lebih memberdayakan “daya manusia” melalui perubahan dan pengembangan manusia itu sendiri berupa kemampuan, kepercayaan, wewenang, dan tanggung jawab dalam rangka melaksanakan kegiatan-kegiatan perusahaan untuk meningkatkan kinerja sebagaimana yang diharapkan.
Sementara menurut Anton, dkk (1996) pemberdayaan didasarkan atas pengambilan energi untuk membuat suara Anda didengar untuk menambah rencana dan pilihan yang mempengaruhi tujuan organisasi atau perusahaan.
Melalui pemberdayaan, karyawan memungkinkan mengeluarkan seluruh potensinya untuk meningkatkan performa organisasi dan kualitas kariernya.
Memberdayakan berarti perusahaan juga memberikan fasilitas dan resource untuk menunjang karyawan mencapai tujuannya.
Karyawan yang mendapat dukungan penuh, cenderung rela mendedikasikan waktu dan tenaga untuk membantu perusahaan mencapai targetnya.
Pentingnya melakukan Employee Empowerment
Pentingnya pemberdayaan karyawan bagi suatu organisasi atau perusahaan yaitu meningkatkan semangat dan kepuasan di tempat kerja.
Pengaruh jangka panjangnya selain terjalin hubungan baik, juga menurunkan angka turnover serta biaya perekrutan.
Karyawan ingin mendapat dukungan untuk mencapai tujuan kariernya, jika perusahaan memberdayakan mereka, karyawan tidak mudah mengajukan resign dan pindah ke perusahaan lain.
Sebagai pertimbangan, berikut deretan manfaat memberdayakan karyawan:
1. Membangun kepercayaan
Mendapat kepercayaan atasan untuk menjalankan pekerjaan atas keputusan sendiri, membangun karyawan jadi lebih percaya diri karyawan. Ketika mereka mendapatkan kepercayaan atasan, karyawan jadi lebih bertanggung jawab dengan pekerjaannya.
Melalui motivasi, dukungan, dan kesempatan yang pimpinan berikan turut berdampak memajukan karier karyawan. Alhasil, menciptakan peluang inovasi dan mencapai hasil yang diinginkan.
2. Menumbuhkan kepuasan kerja
Ketika karyawan memiliki kontrol untuk menyelesaikan pekerjaan dengan caranya sendiri, hal ini menimbulkan kepuasan kerja sehingga mereka dapat berkontribusi lebih untuk mempertahankan kualitas pekerjaan. Pemberdayaan turut membantu karyawan mengembangkan karier dan tumbuh secara pribadi.
3. Mendorong produktivitas
Dampak dari pemberdayaan adalah karyawan lebih terlibat dengan tugasnya sehingga mendorong mereka bekerja lebih giat dan berusaha menemukan solusi terbaik. Jika karyawan merasa terlibat dengan tanggung jawabnya, produktivitas ikut meningkat dan berpengaruh pada keuntungan bisnis.
Peningkatan produktivitas membuka peluang perusahaan mengembangkan produk dan layanan baru yang lebih prospect. Di samping itu, pemberdayaan memotivasi karyawan untuk tampil terbaik dan menjadi kompeten di bidangnya.
4. Meningkatkan komunikasi
Memberikan kontrol untuk mengerjakan tugas menurut cara karyawan, memungkinkan terjadi komunikasi yang lebih baik. Hal ini karena karyawan yang terlibat penuh atas pekerjaannya bisa memberikan masukan yang membawa perubahan dalam penyelesaian tugas. Hal ini tidak akan terjadi apabila perusahaan tidak pernah mendengarkan suara karyawan.
5. Memberikan kesempatan untuk mengembangkan skill
Proses menyelesaikan pekerjaan seringkali menuntut seseorang memiliki keahlian pendukung. Memberikan kendali atas pekerjaan pada karyawan, mendorong mereka mempelajari keterampilan baru yang berguna di masa mendatang.
Di sisi lain, karyawan bisa tetap up to date dengan keahlian yang dibutuhkan di bidang tersebut dan membawa ide kreatif untuk menangani tugas dengan efektif dan efisien.
6. Membuka inovasi
Manfaat pemberdayaan karyawan dalam situasi perubahan organisasi adalah mendorong inovasi. Perusahaan yang mempercayakan karyawan menyelesaikan tugas menurut caranya sendiri, turut memotivasi kreativitas yang berpotensi menghadirkan inovasi untuk mengembangkan layanan, produk, dan prosedur yang efisien.
7. Mendorong inisiatif karyawan
Pasca atasan mempercayakan karyawan mengambil kendali atas pekerjaannya, mereka jadi terbiasa berinisiatif melakukan langkah yang diperlukan demi menyelesaikan tugas.
8. Menciptakan peluang kolaborasi
Keuntungan pemberdayaan karyawan (employee empowerment) di perusahaan adalah menciptakan peluang kolaborasi antar karyawan yang lebih baik.
Orang yang bertanggung jawab pada pekerjaan, cenderung meminta masukan dari rekan kerja dan atasan. Kepercayaan dan kesempatan yang perusahaan berikan menciptakan ruang yang sehat untuk kolaborasi.
9. Menurunkan angka turnover
Karyawan yang didengar dan dipercaya memegang kendali atas pekerjaannya, merasa leluasa saat menyelesaikan tugas.
Perusahaan dapat memberikan ruang dan kesempatan untuk tumbuh, sehingga karyawan bisa mengeksplor potensinya lebih jauh.
Akses dan dukungan dari perusahaan, membuat karyawan nyaman dan menurunkan risiko mengundurkan diri serta turnover.
10. Menyelesaikan masalah dengan cepat
Manajemen mikro membatasi ruang karyawan untuk mencoba hal baru. Alhasil, ketika muncul masalah dalam pekerjaan dan atasan tidak tersedia, mereka kesulitan menangani isu tersebut.
Berbeda jika perusahaan memberikan kesempatan bagi karyawan untuk menyelesaikan sendiri tanggung jawabnya, mereka bisa membawa ide kreatif yang efisien sehingga masalah cepat selesai.
Jenis-jenis Employee Empowerment
Employee empowerment berarti perusahaan menyediakan sumber daya, otoritas, kesempatan, dan motivasi untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawab atas tindakan mereka sehingga karyawan lebih terhubung dengan pekerjaan, bahagia, dan kompeten di bidangnya.
Tujuan adanya pemberdayaan yaitu memaksimalkan karyawan menggunakan potensi dan performa terbaik ketika bekerja demi mencapai tujuan karier mereka.
Manajer atau atasan harus bersedia membagi kendali pada karyawan yang dinilai mampu mengambil keputusan, menetapkan tujuan, dan meraih hasil yang diharapkan suatu organisasi.
Employee empowerment terbagi menjadi 5 jenis diantaranya:
- Pemberdayaan keuangan yakni karyawan memberikan dukungan berupa anggaran untuk menunjang keputusan.
- Pemberdayaan keputusan artinya perusahaan menyediakan alat dan otoritas untuk mengambil keputusan.
- Pemberdayaan informasi bersama yaitu manajer bersedia berbagi informasi penting untuk menciptakan transparansi, meminimalisir halangan, dan sense of belonging.
- Empowerment manajemen waktu maksudnya karyawan memiliki kewenangan untuk memutuskan mereka mengatur waktu untuk menyelesaikan pekerjaan atau memberikan hasil yang diharapkan.
- Educational empowerment, perusahaan menyediakan akses bagi karyawan untuk meningkatkan keterampilan melalui program pelatihan, les, kursus, dan bootcamp.
Aspek yang mendukung program employee empowerment
Aspek-aspek pemberdayaan karyawan mencakup autonomy, kepercayaan, meaningfulness, dan impact alias dampak. Menurut Kirkman dan Rosen (dalam Fauzan Decky, 2015), aspek yang mempengaruhi pemberdayaan karyawan sebagai berikut:
- Kepercayaan yakni sikap percaya untuk berbagi kinerja antara karyawan dengan atasan atau karyawan lainnya dengan tujuan menciptakan hasil pekerjaan yang baik dan efektif.
- Meaningfulness yaitu tingkat kemanfaatan pekerjaan bagi orang lain, baik di dalam organisasi maupun di luar organisasi, karyawan secara bersama sama membangun dan berbagi arti dari pentingnya tugas mereka.
- Impact, yaitu tingkat dimana suatu pekerjaan itu dapat memberikan pengaruh yang besar pada kehidupan atau pekerjaan orang lain. Dengan kata lain sejauh mana tingkat kepentingan tersebut.
- Autonomy, yaitu sejauh mana pekerjaan dapat memberikan kebebasan, yaitu independensi dan keleluasaan dalam melakukan perencanaan pekerjaan dan penentuan untuk melakukan prosedur kerja.
Cara employee empowerment/pemberdayaan karyawan
Pertanyaan tentang pelibatan dan pemberdayaan karyawan paling umum adalah bagaimana langkah yang tepat dalam melakukan empowering employees di perusahaan? Untuk menjawab pertanyaan simak pemaparan di bawah ini.
1. Menetapkan tujuan
Cara memberdayakan karyawan adalah menetapkan tujuan. Apabila karyawan memahami tujuan perusahaan, mereka dapat lebih terhubung dan menyelaraskan peran dengan tujuan tersebut.
Memberdayakan karyawan dengan memberikan otoritas yang tidak sejalan dengan tujuan justru bisa menurunkan motivasi karyawan.
Oleh sebab itu, tetapkan tujuan yang realistis sehingga dapat memotivasi mereka bekerja keras dan cerdas. Pertimbangkan melakukan pemberdayaan dengan memahami keahlian unik tiap karyawan.
Misalnya, memberikan kesempatan pada karyawan berprestasi yang belum siap mengambil peran pemimpin berisiko menyebabkan karyawan tertekan dan menghambat performa mereka.
2. Mentoring karyawan
Ali Novitsky dari Life Coaching for Women mengutip Forbes menerangkan mentoring karyawan melalui kesalahan mereka, menuntut manajer untuk bisa mengantisipasi kesalahan yang mungkin terjadi.
Peran manajer membimbing karyawan untuk membuat strategi penyelesaian masalah yang efektif dan efisien. Melalui kesalahan ini, karyawan dapat memahami pendekatan tepat dan berpeluang untuk melatih potensi diri.
3. Menentukan tanggung jawab untuk tugas tertentu
Kepercayaan merupakan aspek dalam pemberdayaan karyawan. Perusahaan dapat mengambil kepercayaan karyawan melalui delegasi tugas.
Anda dapat memberikan tugas kepada anggota tim secara bergilir dan bertahap dari paling ringan ke yang kompleks untuk melatih keterampilan mereka menangani tugas dengan efisien.
4. Menyediakan informasi dan resource relevan dengan tugas
Delegasi tugas harus diimbangi dengan informasi dan sumber daya. Hal ini memudahkan karyawan menyelesaikan tugas dari manajer dengan cepat dan tepat. Perusahaan dapat mengumpulkan data, strategi, buku pedoman, dan tools demi menunjang pekerjaan.
5. Mendengarkan karyawan dan terbuka pada perspektif baru
Mengutip laman Forbes, Richard Steel dari Parsec Ventures berpendapat bahwa manajer perlu mendengarkan perwakilan karyawan untuk memahami apa yang dibutuhkan dalam upaya employee empowering.
Di samping itu, perusahaan dan manajer harus terbuka dengan perspektif baru yang muncul berkaitan dengan solusi pemecahan masalah.
6. Memberikan dukungan
Karyawan yang bertanggung jawab mengambil keputusan perlu bimbingan saat pertama dibebankan tugas ini. Manajer dapat memonitor langkah dan keputusan yang mereka ambil serta memberikan masukan yang mendukung jika diperlukan. Masukan dari atasan seringkali memacu semangat dan kepercayaan diri mereka untuk terus mencoba peran baru.
7. Membagi autonomy
Otonomi adalah kewenangan yang manajer berikan pada karyawan untuk menjalankan dan mengambil keputusan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
Pembagian kewenangan memungkinkan karyawan tampil lebih baik karena kontrol yang rendah dari manajer.
Dalam wawancaranya bersama Forbes, Anissa jones dari Pusat Kiropraktik dan Kesehatan Kesehatan Total menerangkan manajer harus percaya dan memberikan tugas pada anggota serta membiarkan mereka mengambil alih tugas tersebut.
8. Mengapresiasi hasil pekerjaan
Faktor penghambat pelibatan dan pemberdayaan karyawan adalah ego manajer. Seringkali manajer menutup mata terhadap hasil kerja karyawan yang cukup memuaskan.
Mengapresiasi prestasi karyawan merupakan langkah Anda memberdayakan mereka. Dengan begitu, karyawan merasa dihargai dan terus bersemangat dalam mengembangkan diri.
Apresiasi dari atasan, membuat karyawan merasa percaya diri dan siap menerima tanggung jawab tambahan. Alhasil, tujuan perusahaan pun ikut tercapai.
Contohnya perusahaan dapat memberikan insentif, bonus, atau trofi formal untuk menghargai pencapaian karyawan.
9. Memfasilitasi pengembangan diri
Memberikan seminar dan kelas pengembangan diri merupakan salah satu cara memberdayakan karyawan.
Melalui program tersebut, perusahaan juga diuntungkan karena dengan keahlian yang meningkat, karyawan dapat berkontribusi lebih banyak memajukan bisnis.
Contoh kasus pemberdayaan karyawan yaitu mengadakan seminar, pelatihan, kelas gratis, webinar, hingga bimbingan.
Contoh pemberdayaan karyawan
Empowerment of employee harus dijalankan oleh manajemen apabila perusahaan ingin menumbuhkan kepercayaan karyawan pada perusahaan sekaligus meningkatkatkan motivasi pekerja. Deretan contoh pemberdayaan karyawan diantaranya:
1. Career path jelas
Memberi informasi seputar jenjang karier yang jelas termasuk pemberdayaan karyawan. Misalnya, seorang graphic designer pemula ingin naik jabatan menjadi staff senior, perusahaan bisa memberikan informasi apa saja diperlukan untuk mendapat promosi jabatan dan sisa waktu untuk mengembangkan diri.
2. Dukungan manajemen
Dukungan manajemen diberikan perusahaan pada karyawan yang terlibat langsung dengan pelayanan pelanggan. Manajemen percaya sepenuhnya bahwa karyawan telah menjalankan pekerjaan sesuai prosedur perusahaan. Ketika muncul komplain dari konsumen, manajemen berada di pihak karyawan.
3. Employee recognition and award
Contoh pemberdayaan karyawan dalam perusahaan yaitu employee recognition dan pemberian penghargaan. Perusahaan menilai performa kerja setiap karyawan dan memberikan penghargaan berupa trofi, pigura kehormatan, maupun medali pencapaian.
Pemberian insentif dan bonus mampu membangkitkan semangat dalam diri karyawan dan menumbuhkan motivasi karyawan lain untuk melakukan hal serupa.
Baca Juga: Mengenal Apa itu Gamifikasi dan Penerapannya di Dunia Kerja
4. Kesempatan mencoba berbagai posisi
Memberikan kesempatan mencoba berbagai posisi di perusahaan, termasuk contoh pemberdayaan. Karyawan dapat dipercaya untuk mengambil tugas di posisi berbeda setiap periodenya. Dengan begitu mereka terus belajar dan mengeksplorasi potensi hingga menemukan passion karier.
Membangun employee empowerment/pemberdayaan karyawan akan berpengaruh pada produktivitas dan profitabilitas perusahaan. Pertimbangkan menjalankan program paling sesuai untuk kemajuan pekerja di perusahaan Anda.
Demikian artikel. Kunjungi Blog dan temukan berbagai artikel menarik lainnya terkait karir, pekerjaan, hingga segala hal mengenai Human Resource. Upgrade wawasan Anda sekarang!
Hai semua, saya Emilia S.M, seorang praktisi sumber daya manusia yang passionate dan berpengalaman. Saya percaya bahwa sumber daya manusia adalah aset terpenting dalam setiap organisasi, dan itulah mengapa saya berkomitmen untuk membantu membangun lingkungan kerja yang inklusif dan berdaya guna.
Leave a Comment